Jumat, 11 Desember 2015

LEGENDA SIULAK GEDANG (WILAYAH RAJO SIMPAN BUMI/RAJO GEGAR ALAMSYAH)


Menurut riwayat/cerita (lisan to lisan) orang tua-tua di Desa Siulak Gedang Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi  menuturkan bahwa Siulak sebelum bernama Siulak namanya adalah Dusun Jambu Alo yang termaktub dalam Wilayah Desa Telago Biru sekarang pemekaran dari Desa Siulak Gedang. Cerita ini dibuat oleh Bapak Basari Rina (mantan Guru MIN Siulak Gedang). Benar atau salahnya cerita ini Wallahu alam bissawaf

ASAL USUL NAMA SIULAK
Oleh : Basari Rina

Dahulu kala, disaat pemikiran dan kebudayaan suatu daerah masih sederhana dan bersifat homogen, hidup sangatlah sederhana. Masyarakat merasa tenteram dibawah naungan dan lindungan raja yang adil bijaksana.
Biasanya disuatu daerah kalau penduduknya padat atau rapat, para petua atau penghulu kampung sudah merancang untuk mencari tempat pemukiman baru yang dapat diolah dan dijadikan tempat bercocok tanam, seperti menanam ubi-ubian, padi yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
Demikian para penghulu berpendapat sebelum terlambat, “Mari kita urak sila ayunkan tangan, serta langkahkan kaki demi anak cucu dikemudian hari. Dan kita tinggalkan tempat ini”. Kata pak tua yang mengepalai rombongan.
Keesokan harinya, sebelum matahari naik, berangkatlah utusan dengan menelusuri arah utara Batang Merao (Sungai Kerinci). Akhirnya mereka menemukan sebuah padang yang luas ditumbuhi oleh jambu Alo (dalam bahasa Siulak dinamakan Jambu Kreh).
Sambil mengaso sejenak, mereka duduk memakan sirih dan menghisap rokok enau serta mengobrol. “Tanah ini cocok untuk dijadikan lahan persawahan dan peladangan, sekaligus tempat bermukim kita yang baru..!” kata salah seorang utusan tersebut.
“Benar..!” kata temannya. Lalu mereka memeriksa tanah tersebut. Ternyata memang benar. Akhirnya setelah mendapat kata sepakat, mereka kembali ke dusun, dan malamnya mereka mengadakan musyawarah mencari kata sepakat dan menceritakan hasil temuan mereka akan lahan baru tersebut. Dan dari hasil musyawarah, lahan baru tersebut dinamakan Jambu Alo.
“Bagi yang sudah berumah tangga diwajibkan pergi menebas dan menebang kayu dilahan baru, dan bagi yang perempuan harus membawa makanan untuk makan siang” demikian titah pak Penghulu Kampung menyampaikan hasil musyawarah. “Iyoo..!” jawab yang hadir serempak dalam logat bahasa Siulak.
Hari berganti hari bahkan sudah dua purnama berlalu, barulah lahan tersebut selesai ditebas dan dibersihkan. Namun bagi kaum laki-laki terus membersihkan lahan tersebut menjadikannya sawah dan ladang. Sementara kaum perempuan menanaminya dengan jagung dan ubi-ubian. Disamping itu, ada pula yang mengumpulkan kayu bakar dan kayu untuk membuat “pundok”/rumah dalam bentuk panjang.
Namun acapkali mereka dikejutkan oleh binatang buas yang diwaktu itu masih banyak berkeliaran, pokoknya pada waktu itu masih seram dan angker, maklum hutannya sangat lebat.
Menjelang panen, sudah banyak warga Koto Payung yang pindah kedusun Jambu Alo. Dan akhirnya, semuanya pindah kedusun baru tersebut. Bekas dusun Koto Payung yang lama itu ada di mudik Desa Pendung atau dekat Batu Besar yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Air Hangat.
Gambar 1. Bekas Dusun Jambu Alo Didesa Siulak Gedang/Telago Biru

Semua warga sudah merasa gembira dan betah di desa Jambu Alo, bahkan ada juga warga dari daerah lain yang pindah dan menetap disana. Kehidupan yang sedang ditata dengan baik dan rapi tersebut tidak berlangsung lama  dinikmati oleh warga dusun, karena setiap purnama tiba masyarakat  diresahkan oleh makhluk halus bernama “Antu Cindai” yang menyerupai anak-anak, ia datang dan masuk kerumah memakan beras dan makanan lalu mengelitik anak-anak, bahkan kaum ibu sudah ada juga yang kena. Mana yang digelitik jadi tertawa dan tidak dapat berhenti. Lama-kelamaan menjadi kejang dan meninggal seketika atau mati ketawa.
Keadaan berlaku setiap mulai purnama dari lima belas hari bulan sampai habisnya purnama. Begitulah kematian misterius itu berlaku. Melihat hal itu, petua adat dan para sesepuh didusun Jambu Alo mengadakan mupakat bagaimana mengatasi keadaan yang sedang melanda kampung mereka. Akhirnya dapatlah kata sepakat untuk memindahkan anak kemenakan kesebuah tempat yang letaknya berdekatan kira-kira sebelah hulu batang merao atau ulaknya sedikit dan masih juga bertepian kebatang merao, juga namanya Pelak Gedang.
Mereka pindah dan membuat perkampungan baru. Disini mereka sudah merasa aman dan tenteramdari gangguan makhluk halus hantu cindai tersebut.
Sekali setahun penduduk mengadakan selamatan tanda syukur kepada sang pencipta pada musim panen raya para petua dari pemuka adat dan pemuka agama berbincang-bincang tentang pembangunan disegala bidang demi kesejahteraan bersama.
Ci Ulak berasal dari bahasa Hindu Kuno (Tamil) yang berarti Ci=Sungai, Ulak=Mudik atau Hulu, jadi Ci Ulak = Dusun di hulu sungai.  Para pendatang menyebutnya siulak. Karena luasnya daerah atau gedang jajahan, masyarakat menamakannya Siulak Gedang. Siulak membentang sampai kehulu Batang Merao seperti Siulak Deras, Siulak Tenang, Siulak Panjang, Siulak Mukai, Siulak Kecil bagian hilir. Kesemua penduduknya masih serumpun.
Yang disebut Siulak sangat luas, tidak bergabung dengan pemerintah lain atau dari daerah lain. Maka dinamakan Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak, yang daerahnya watas kesebelah hilir dengan Semurup di mudik Jembatan Besi (tempat nenek Jadun), watas sebelah mudik hingga kaki gunung tegep atau gunung kerinci. Siulak Gedang merupakan dusun tertua disiulak Tanah Sekudung.
Nama Ci Ulak atau siulak tidak bisa hilang dari ingatan leluhur sampai anak cucu beliau. Siulak tanah sekudunung tetap hidup dihati masyarakat Ci Ulak.
Demikianlah nama asal-usul asli dari Siulak (Siulak Gedang) yang penulis rekam dari petua adat Siulak Gedang lebih dan kurang penulis mohon maaf.

Siulak Gedang, Juni 2005
Penyusun
                                                              BASARI RINA


Siulak merupakan sebutan untuk Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak yang bernama Kecamatan Gunung Kerinci dahulunya. Kecamatan Gunung Kerinci berada di bawah naungan Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi.
Kecamatan Gunung Kerinci sekarang (2015) sudah mekar menjadi 6 (enam) Kecamatan, yaitu :
1.        Kecamatan Gunung Kerinci Kantor Camatnya di Kelurahan Siulak Deras
2.        Kecamatan Siulak Kantor Camatnya di Dusun Baru Siulak
3.        Kecamatan Siulak Mukai Kantor Camatnya di Mukai Pintu.
4.        Kecamatan Kayu Aro Barat Kantor Camatnya di Bedeng Delapan
5.        Kecamatan Kayu Aro Kantor Camatnya di Kersik Tuo,
6.    Kecamatan Gunung Tujuh Kantor Camatnya di Pelompek

Gambar 2. Makam Gegar Bumi Alamsyah (Rajo Simpan Bumi) Asal dari Kerajaan Indrapura



Gambar 3. Wilayah Desa Telago Biru dan Siulak Gedang


Gambar 4. Peta Tempat Dusun Jambu Alo di Telago Biru/Siulak Gedang


Gambar 5. Lambang Lembaga Adat Desa telago Biru

SUSUNAN LEMBAGA ADAT DESA TELAGO BIRU
KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI
TAHUN 2014 S/D 2017


1. Kepala Desa                        : Apnajar
2. Sekretaris Desa                   : Zarmoni, Dt. Rajo Sulaiman (alam Minangkabau) 
                                                    Saleh Bujang Sandang Mawei (alam Kerinci)

1. Ketua Adat                          : H. Djohardi, Dpt. Gelar Depati Sungai Langit Kecik
                                                    (Dari Luhah Jagung Indah)
2. Wakil Ketua                        : Tazar, Gelar Tumenggung Adil Bicaro
                                                     (Dari Luhah Tumenggung Kayo)
3. Sekretaris                            : Zarmoni (Bujang Sandang Mawei)
                                                    (Dari Luhah Tumenggung Kayo)
4. Wakil sekretaris                 : Jalinus Can, S.Ag (Ninik Mamak Limo Puluh Kuto/alam 
                                                    Minang Kabau  PWK. Siulak)
5. Bendahara                          : Zukri, Dpt. Gelar Depati Mangku Bumi Payung Alam
                                                   (Dari Luhah Serajo)

ANGGOTA :
1.    MAT AFINI, S.Pd Gelar Depati Semurup Sanggup Galo
2.    SYAMSURUDDIN, Dpt Gelar Rajo Simpan Bumi Tunggun Sitio Tanah Indropuro
3.    M. RUSLI
4.    KASRUL RAIS Gelar Rio Mudo
5.    YUSRANUDIN Gelar Rajo Liko
6.    DARUSSAMIN


Pada Tahun 2012 : kami warga Siulak Gedang anak Buah/anak kemenakan/anak cucu/anak cicit dari Rajo Simpan Bumi /Gegar Alamsyah pernah ke Indropuro (indrapura) melayat dan mengunjungi sanak keluarga disana dan masyarakat disana menunjukkan tanah warisan dari Rajo Gegar Alamsyah untuk saudara jauh di Siulak Gedang yang hingga saat ini belum diambil.






<body oncontextmenu='return false;' onkeydown='return false;' onmousedown='return false;'/>



Tidak ada komentar:

Posting Komentar